Sunday, June 11, 2017

KELEMAHAN MODEL BUMI VERSI FLAT EARTH





KELEMAHAN MODEL BUMI VERSI FLAT EARTH

Gambaran bentuk bumi serta susunan matahari, bulan dan bintang versi penganut Flat Earth adalah seperti ini :




  • Bumi adalah sebuah bidang datar berbentuk piringan dengan benua-benua dan laut diatasnya.
  • Pada titik pusat atau tengah dari piringan tersebut adalah kutub utara. 
  • Pada pinggiran atau tepi piringan bumi ada tembok es Antarktika yang melingkar mengelilingi piringan bumi.
  • Matahari dan bulan berada di atas piringan bumi dan bergerak berputar diatas garis ekuator. Garis ekuator (khatulistiwa) adalah garis melingkar yang berada di tengah-tengah antara pusat kutub utara dan tembok es Antarktika. Matahari dan bulan berukuran diameter sekitar 50 km dan berada di ketinggian sekitar 5000 km dari permukaan bumi.
  • Bumi ditutupi oleh sebuah kubah atau celestial dome atau sering disebut firmament
  • Kubah langit ini tak bisa ditembus bahkan tak mempan di bom nuklir sekalipun. 
  • Pada kubah inilah terdapat bintang-bintang yang berputar bersama kubah dengan bintang kutub utara (Polaris) sebagai pusatnya.
  • Pergantian siang dan malam disebabkan karena gerakan matahari yang melingkar itu. 
  • Saat matahari berada di atas salah satu bagian bumi, bagian tersebut mengalami siang, sedangkan bagian lain yang jauh dari matahari mengalami malam. 
  • Matahari (dan bulan) tampak terbit dan tenggelam karena perspektif, semakin jauh akan tampak turun dan akhirnya tenggelam.



Berdasarkan gambaran diatas, mari kita analisa secara cermat. Ternyata banyak sekali kelemahan-kelemahan dari model bumi versi Flat Earth tersebut.



1. MATAHARI SEHARUSNYA TERLIHAT DI MALAM HARI.
Dalam model bumi flat earth, matahari selalu berada di atas bumi. Hanya jaraknya saja yang menjauh. Sekarang perhatikan gambar di bawah ini:




Pada gambar diatas menunjukkan Indonesia sedang tengah malam karena matahari berada di bagian lain bumi yaitu tepat di atas Amerika Tengah mungkin di atas Kolombia atau Venezuela. Sekarang kita hitung berdasarkan jarak dan ketinggian. Karena matahari tepat berada diatas ekuator maka agar mudah kita hitung jarak antara equator yang mengalami tengah malam dan tengah hari. Dari gambar diatas berarti jaraknya sama denga dua kali jarak kutub utara ke ekuator.

Jarak dari kutub utara ke equator adalah 10.000 km. (Ingat, dulunya 1 meter didefinisikan sebagai 1/10.000.000 jarak dari kutub utara ke ekuator melewati Paris). Berarti jarak dari equator di Indonesia ke ekuator di Amerika Tengah adalah dua kali lipatnya yaitu 20.000 km. Sedangkan ketinggian matahari 5000 km.
Maka dengan rumus trigonometri sederhana, didapat sudut ketinggian matahari adalah 14 derajat. Jadi seharusnya saat Indonesia tengah malam, warga di ekuator misalnya di Pontianak bisa melihat matahari di arah utara dengan ketinggian 14 derajat. Itu sama dengan ketinggian matahari satu jam setelah terbit. Warga di Pulau Jawa yang jaraknya sedikit lebih jauh,harusnya juga masih bisa melihat matahari dengan ketinggian lebih rendah mungkin sekitar 12 derajat.

Mungkin penganut FE akan berkilah bahwa matahari tidak terlihat karena tertutup pegunungan dan kontur bumi. Oke, tetapi seharusnya dari pesawat terbang yang terbang dengan ketinggian 30.000 kaki atau 9 km dimana itu lebih tinggi dari pegunungan manapun, harusnya matahari terlihat jelas.

Pertanyaannya, pernahkah orang yang naik pesawat terbang di malam hari melihat matahari?

2. KECEPATAN GERAK MATAHARI SEHARUSNYA BERUBAH-UBAH

Dari bumi matahari terlihat bergerak mengelilingi bumi satu putaran dalam 24 jam. Dalam ilmu pengetahuan modern gerak itu adalah gerak semu karena sebenarnya bumilah yang berotasi. Namun bagi penganut FE, gerak matahari terbit dari timur ke barat adalah karena perspektif.
Sekarang coba kita amati gerakan matahari dari terbit sampai terbenam. Matahari dari terbit sampai terbenam membutuhkan waktu 12 jam. Selama 12 jam tersebut matahari terlihat membuat gerakan seperti busur setengah lingkaran dengan kecepatan konstan.


Jadi kecepatan sudut matahari dilihat dari pengamat di bumi adalah konstan yaitu 15 derajat per jam. Artinya dalam satu jam matahari bergerak 15 derajat.
Jika diamati mulai dari tengah hari jam 12:00 siang matahari tepat berada diatas kepala atau posisinya 90 derajat, maka pada jam 13:00 posisi matahari menjadi 75 derajat. Pada jam 14:00 posisi matahari 60 derajat dan seterusnya sampai terbenam.
Fenomena diatas sangat masuk akal jika menggunakan model bumi bulat dan berotasi.

Sekarang kita coba dengan model bumi Flat Earth. Dalam model FE, matahari bergerak mendatar. Karena perspektif, semakin jauh maka akan terlihat semakin turun. Memang benar benda yang bergerak diatas kita semakin jauh terlihat semakin rendah (meskipun tidak akan pernah mencapai 0 derajat, tapi itu kita bahas nanti saja)
Sekarang kita mulai dari tengah hari. Posisi matahari tepat diatas kepala atau 90 derajat. Ketika matahari bergerak menjauh, posisi sudutnya dilihat oleh pengamat terlihat lebih rendah. Sesuai dengan pengamatan, setiap jam posisi matahari turun 15 derajat. Maka gambaran dalam model FE adalah seperti ini :



Terlihat dari gambar di atas : agar kecepatan sudut bisa konstan 15 derajat per jam maka matahari harus menambah kecepatan alias ngebut karena semakin jauh untuk bisa mencapai 15 derajat ternyata jarak yang harus ditempuh semakin panjang. Kalau kecepatan matahari konstan atau stabil maka akibatnya kecepatan sudutnya menjadi berkurang. Akibatnya dari jam 15:00 ke jam 16:00 menjadi sangat lama. 

Sekarang coba kita ukur berapa jarak horisontal matahari pada pukul 17:00 menurut model FE. Pada pukul 17:00 ketinggian sudut matahari adalah 15 derajat. Ketinggian matahari dari permukaan bumi (menurut teori FE) adalah 5000 km. Maka kita gunakan rumus trigonometri sederhana. Jarak horisontal adalah X, sudut 15 derajat. Maka 5000/X = Tangen 15. Sehingga X= 18.660 KM
itu sudah hampir sama dengan jarak dari equator Indonesia ke Equator Venezuela di poin no 1 diatas (20.000 km) artinya seharusnya sudah hampir tengah malam.
Dari dua perhitungan sederhana diatas sudah menunjukkan dengan jelas bahwa model bumi versi FE cacat dan gagal. Ketika diuji hasilnya berantakan.



3. MATAHARI TIDAK AKAN PERNAH TENGGELAM
Diatas sudah dijelaskan bahwa benda diatas kita yang bergerak mendatar dan menjauh maka karena perspektif bisa terlihat turun karena sudutnya dilihat oleh pengamat semakin rendah.


Namun pertanyaanya apakah perspektif itu bisa membuat objek terbenam? Matahari terbenam di horison berarti ketinggian sudutnya adalah Nol derajat. Berapa jauh matahari agar ketinggian sudutnya Nol derajat? Dihitung dengan trigonometri dengan sudut 0 derajat hasilnya adalah TAK TERHINGGA.
Karena tidak mungkin mencapai sudut Nol derajat, maka coba kita hitung yang mendekati. Katakanlah matahari hampir terbenam. Ketinggian sudutnya misalnya 2 derajat. Dengan teori FE tinggi matahari 5000 km, maka berapa jarak matahari?

Jika sudut adalah 2 derajat, maka Sin 2 = 5000/Jarak Matahari
Sin 2 = 5000/X
X=5000/Sin 2
X=5000/0,0349
x=143.268,9 km

Jadi agar matahari terlihat setinggi 2 derajat, maka matahari harus berada sejauh 143.268 km dari pengamat. Jarak ini sudah jauuuh melampaui ukuran bumi versi FE.

4. MATAHARI SEHARUSNYA TERBIT DARI TIMUR LAUT DAN TERBENAM DI BARAT LAUT.
Dalam model bumi Flat Earth, matahari bergerak melingkar di atas bumi. Perhatikan gambar berikut.

Dari gambar diatas, mari kita lihat untuk di Indonesia dimana posisi matahari saat terbit dan terbenam.

Ternyata kalau berdasarkan model bumi Flat Earth, matahari terbit dari arah timur laut lalu bergerak ke tengah tepat diatas kita kemudian terbenam di arah barat laut.
Sehingga kalau kita melihat matahari terbenam versi bumi FE maka akan menjadi seperti ini.


sumber : LYCMA 
https://m.kaskus.co.id/thread/57cf656862088171708b4567/menjawab-flat-earth-101-mengungkap-kebohongan-propaganda-bumi-datar/302

No comments:

Post a Comment

Broken Heart

Hadiah untuk yang (pernah) Patah Hati,  dan belum Move On  patah hati, broken heart, hati yang hancur   hampir selalu di ilustrasikan  seper...